Siapa yang tidak tergiur dengan aroma ayam goreng? Ditambah sambal yang pedas, dimakan dengan nasi hangat. Wah, pastinya sungguh menggugah selera ya. Nah, diantara sekian banyak penjual ayam goreng, kalian pasti familiar dengan Ayam Gepuk Pak Gembus. Bisnis ayam goreng yang satu ini, sudah memiliki ratusan cabang, bahkan sampai ke luar negeri loh! Yuk kita lihat resep sukses bisnis ayam goreng yang satu ini!
Ayam Gepuk Pak Gembus didirikan oleh pebisnis bernama Ridho Nurul Adityawan. Kesuksesannya menjadi pemilik bisnis Ayam Gepuk Pak Gembus sendiri berawal dari serangkaian kejadian tidak mengenakkan. Memiliki jiwa bisnis dari muda, Ridho awalnya memiliki bisnis budidaya lele semasa kuliah. Nahas terjadi letusan Gunung Merapi di tahun 2020. Bisnis budidaya lele yang dimilikinya hancur. Tak hanya bangkrut, Ridho juga harus mengembalikan uang investor yang dipercayakan kepadanya. Ridho akhirnya banting sentir menjadi buruh kelapa sawit untuk melunasi hutang-hutang tersebut.
Selepas bekerja menjadi buruh kelapa sawit, Ridho alih profesi menjadi pekerja kantoran. Gaji yang diterimanya di sisihkan sebagian untuk membangun usaha yang sekarang dikenal Ayam Gepuk Pak Gembus. Bisnis tersebut dimulai dari kios di Jakarta Barat yang akhirnya menyebar ke kota-kota lain di Indonesia. Ayam Gepuk sendiri dipilih karena Ridho ingin sesuatu yang berbeda dari ayam geprek. Jika ayam geprek sendiri memiliki tekstur dimana tulangnya sudah hancur, sementara ayam gepuk tidak sampai hancur. Meskipun keduanya dibuat dengan cara ditekan menggunakan ulekan. Selain ciri khas pada ayamnya, Ridho juga bercita-cita membuat sambal yang belum pernah ada sebelumnya, maka terciptalah Ayam Gepuk Pak Gembus ini dengan ciri khas tekstur ayam dan sambalnya yang lezat. Nama Gembus sendiri merupakan panggilan Ridho ketika masih kanak-kanak.
Ketatnya persaingan usaha, hingga Covid-19 yang melanda beberapa tahun yang lalu membuat Ridho harus memutar otak untuk mengimplementasikan berbagai strategi agar usahanya tetap dapat bertahan. Misalnya saja menawarkan spesial menu di momen tertentu seperti momen Ramadan. Selain itu, Pak Gembus juga menawarkan promo menarik di platform pembelian online dan menyesuaikan jam operasional gerai dengan kebutuhan konsumen. Beruntung Ridho banyak mengikuti seminar kewirausahaan gratis selama kuliah dahulu. Ilmu yang didapatkan lewat berbagai seminar tersebut diimplementasikan dalam menjalankan bisnisnya.
Namun demikian, dari semua strategi tersebut, yang paling utama dari bisnis makanan dan minuman tentunya adalah rasa yang sesuai dengan selera konsumen. Terutama dengan franchise yang sudah mencapai 700 an, konsistensi menjadi pekerjaan rumah tersendiri bagi Ridho. Untuk itu, Ridho mempekerjakan hampir sekitar 30 orang untuk menjadi inspektur. Tugasnya adalah memastikan rasa di setiap tempat tetap konsisten dan menggunakan prosedur yang sama. Selain itu, pembelian bahan baku juga harus dari pusat.
Ayam Gepuk Pak Gembus sendiri menawarkan 3 paket untuk kemitraannya. Masing-masing bernilai Rp 175 juta, Rp 600 juta, dan Rp 2 miliar. Untuk kategori Rp 175 juta, mitra akan mendapatkan peralatan. Lokasi juga bebas, ditentukan oleh mereka yang berminat kemitraan, selama masih dalam jarak minimal 2 kilometer dari outlet lainnya. Sementara untuk paket Rp 600 juta akan mendapatkan peralatan dan biaya renovasi. Akan tetapi lokasi ditentukan oleh pusat Ayam Gepuk Pak Gembus. Untuk paket yang paling mahal yaitu Rp 2 miliar, semua diatur oleh pusat. Baik itu manajemen, penentuan lokasi, maupun operasional. Mitra cukup duduk tenang mendapatkan imbal hasil.
Itu tadi sekelumit cerita mengenai kesuksesan Ayam Gepuk Pak Gembus. Menjaga konsistensi rasa dan terus beradaptasi menjadi kunci keberhasilannya. Semoga cerita ini menginspirasi teman-teman yang juga ingin berwirausaha ya.